LAPORAN
PRAKTIKUM
PENGUKURAN
DAN AYUNAN MATEMATIS
FISIKA
Disusun
oleh :
Kelompok
1 ( Satu)
Nama :
1.
Aef Saeful Ibrahim
2.
Ida Kasida
3.
Luthfia Zahra
4.
Neneng Aida Maulidiyah
5.
Rina April Latifah
6.
Ummi Mukarramah
Kelas : Biologi – A / 1
Asisten : Sutisna
Torikul Fauzi
PUSAT
LABORATORIUM IPA BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
PENGUKURAN
I.
Tujuan
Percobaan
a. Mempelajari
metode pengukuran, massa dan volume
b. Mempelajari
penggunaan teori ralat dalam pengukuran
c. Membandingkan
beberapa metode
II.
Dasar
Teori
Mengukur adalah membandingkan besaran fisis dengan
besaran fisis sejenis sabagai standar yang telah diperjanjikan terlebih dahulu.
Tujuan mengukur adalah mengetahui nilai besaran fisis dengan hasil yang akurat.
Satu benda diukur berulang maka setiap pengukuran boleh jadi memberikan angka
ukur berbeda, demikian juga besaran fisis yang sama di ukur oleh orang lain.
Jadi usaha untuk memperolehhasil ukur yang tepat betul tidak pernah tercapai,
dan yang bisa dicapai hanyalah memperolehhasil terbolehjadi betul, dan nilai
kisaran hasil ukur. Suatu pengukuran yang akurat dan presisi sangat bergantung
pada metode dan alat ukur yang digunakan.
III.
Metode
pengukuran
A.
Mengukur
dimensi benda
1.
Ukurlah panjang lebar, tinggi, diameter,dan
massa benda tang tersedia
2.
Pilihlah alat ukur yang tepat
3.
Lakukan pengukuranbeberapa kali untuk
4.
Ulangi langkah di atas untuk benda yang
bentuk dan jenisnya berbeda.
B.
Mengukur
massa jenis benda
1. Ukurlah
panjang lebar, tinggi, diameter,dan massa benda tang tersedia.
2. Ukurlah
volume benda di atas dengan menggunakan gelas ukur.
3. Lakukan
beberapa kali untuk mendapatkan varias data.
IV.
Alat
dan bahan
a. Mistar
b. Jangka
sorong
c. Mikrometer
sekrup
d. Gelas
ukur
e. Neraca
f. Benda
– benda ukur (berbagai jenis dan
bentuk benda)
V.
Hasil
pengamatan
1.
Jangka
sorong
No
|
Nama Benda
|
Diameter luar
|
Diameter dalam
|
Diameter kedalaman
|
|||
Skala utama
|
Skala nonius
|
Skala utama
|
Skala nonius
|
Skala utama
|
Skala nonius
|
||
1
|
Gelas kimia
|
4,7 cm
|
4,71 cm
|
5,05cm
|
0,04cm
|
6,68cm
|
6,6cm
|
2
|
Spidol
|
1,5 cm
|
1,52 cm
|
1,2 cm
|
1,25cm
|
-
|
-
|
3
|
Solatip
|
3,7 cm
|
3,70 cm
|
2,5 cm
|
2,555 cm
|
-
|
-
|
2.
Mikrometer
sekrup
No
|
Nama Benda
|
Diameter luar
|
Diameter dalam
|
Diameter kedalaman
|
|||
Skala utama
|
Skala nonius
|
Skala utama
|
Skala nonius
|
Skala utama
|
Skala nonius
|
||
1
|
Bandul
|
13,5 mm
|
15,6 mm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2
|
Penggaris
|
0,05 mm
|
4,01 mm
|
-
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Papan box
|
22,5 mm
|
1,3 mm
|
21,8 mm
|
-
|
-
|
-
|
VI.
Pembahasan
Setelah
kelompok kami melakukan praktikum tentang Pengukuran,
kami
dapat mengetahui berbagai
Janis alat
ukur beserta fungsi dan cara
penggunaannya. Seperti pada jangka
sorong,
mikrometer sekrup,
dan mistar.
1. Jangka sorong
- Digunakan untuk mengetahui
panjang bagian luar maupun bagian benda dengan sangat akurat / teliti
- Mempunyai tingkat ketelitian
sampai dengan 0,1 mm
Jangka sorong seperti pada gambar di atas adalah
jangka sorong yang skalanya mudah dibaca. Tetapi jangka sorong yang ada di
laboratorium sekolah mempunyai cara pembacaan skala yang berbeda, dimana ada skala
utama dan skala vernier/nonius.
Cara membaca
skala:
Hasil
pembacaan = 4,74 cm atau 47,4 mm
2. Mikrometer Sekrup
- Digunakan untuk mengetahui
ukuran panjang yang sangat kecil
- Mempunyai tingkat ketelitian
sampai dengan 0,01 mm
3. Mistar
- Untuk mengukur benda yang
panjangnya kurang dari 50 cm atau 100 cm.
- Tingkat ketelitiannya 0,5 mm (
½ x 1 cm)
- Satuan yang tercantum dalam
mistar adalah cm, mm, serta inchi.
Untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang tepat, maka sudut pengamatan harus tegak
lurus dengan obyek dan mistar.
AYUNAN MATEMATIS
I.
Tujuan
percobaan
a.
Memahami azas ayunan matematis dan gerak
harmonis sederhana.
b.
Memahami percepatan gravitasi bumi.
c.
Menentukan percepatan gravitasi bumi di
tempat percobaan dilakukan.
II.
Teori
dasar
Percepatan
gravitasi bumi adalah percepatan yang dialami oleh benda karena beratnya
sendiri. Berat benda adalah gaya tarik bumi pada benda tersebut. Gaya ini
disebut dengan gaya gravitasi yaitu gaya tarik menarik antara dua buah massa
atau lebih.
III.
Alat
dan bahan
1.
Alat ayunan matematis
2.
Stopwatch
3.
Mistar
IV.
Hasil
pengamatan
No
|
Panjang tali (cm)
|
Berat beban (gram)
|
Tingkat kemiringan (0)
|
Waktu (s)
|
1
|
50
|
50
|
5
|
11,6
|
|
50
|
70
|
10
|
8,92
|
|
50
|
100
|
15
|
8,8
|
2
|
70
|
50
|
5
|
9,49
|
|
70
|
70
|
10
|
9,15
|
|
70
|
100
|
15
|
8,55
|
3
|
100
|
50
|
5
|
5,43
|
|
100
|
70
|
10
|
8,98
|
|
100
|
100
|
15
|
8,18
|
Rumus Ayunan Matematis:
g=
4.
2.L keterangan= π =3,14

T2 L=
Panjang tali
T=
Periode
g
= 9,8 m/s
V.
Pembahasan
A. Percobaan
1
1. Diketahui:
L= 50 cm= 0,5 M
berat beban= 50
gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
50 sehingga menghasilkan
T= 26,24=
1,312
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,5
(1,31)2
= 19,8=11,6
m/s
1,71
2.
Diketahui:
L= 50 cm= 0,5 M
berat beban=
100 gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
100 sehingga menghasilkan
T= 29,73=
1,49
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,5
(1,49)2
= 19,8=8,92
m/s
2,22
3.
Diketahui:
L= 50 cm= 0,5 M
berat beban=
150 gram
berayun sebanyak 20x
sudut kemiringan
150 sehingga menghasilkan
T= 29,97=
1,50
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,5
(1,50)2
= 19,8=8,8
m/s
2,25
B.
Percobaan 2
1. Diketahui:
L= 70 cm= 0,7 M
berat beban= 50
gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
50 sehingga menghasilkan
T= 34,28=
1,714
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,7
(1,71)2
= 27,72=
9,49 m/s
2,92
2.
Diketahui:
L= 70 cm= 0,7 M
berat beban=
100 gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
100 sehingga menghasilkan
T=34,78
= 1,739
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,7
(1,74)2
= 27,72=9,15
m/s
3,03
3. Diketahui:
L= 70 cm= 0,7 M
berat beban=
150 gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
150 sehingga menghasilkan
T= 35,75=
1,80
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,7
(1,80)2
= 27,72=
8,55 m/s
23,24
C.
Percobaan 3
1. Diketahui:
L= 100 cm= 1 M
berat beban= 50
gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
50 sehingga menghasilkan
T= 53,5=
2,7
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.0,7
(2,7)2
= 39,6=
5,43 m/s
7,29
2.
Diketahui:
L= 100 cm= 1 M
berat beban=
100 gram
berayun
sebanyak 20x
sudut kemiringan
100 sehingga menghasilkan
T= 42,5=
2,1
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.1
(2,1)2
= 39, 6=
8,98 m/s
4,41
3.
Diketahui:
L= 100 cm= 1 M
berat beban=
150 gram
berayun sebanyak 20x
sudut kemiringan
150 sehingga menghasilkan
T= 44,54=
2,2
20
Sehingga
: g
= 4.
2.L

T2
= 4.(3,14)2.1
(2,2)2
= 39,6=8,18
m/s
4,84
Dari
hasil perhitungan kelompok kami, menyatakan bahwa pada ayunan matematis dalam
graavitasi jumlahnya kurang lebih 9,8 dan tidak lebih dari 100.
Percobaan yang kedua
adalah menggunakan ayunan fisis. Prosedur kerjanya adalah dengan menggunakan
sebuah beban yang dipasang pada sebuah batang sebagai porosnya. Untuk
mendapatkan data yang bervariasi letak beban diubah-ubah sehingga jarak kepusat
masa (a) berbeda-beda. Kemudian beban diayunkan dan dihitung waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai 20 kali ayunan.
Data-data hasil percobaan diatas digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi (g). Pada ayunan sederhana masa beban dan tali dapat diabaikan sehingga rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
Data-data hasil percobaan diatas digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi (g). Pada ayunan sederhana masa beban dan tali dapat diabaikan sehingga rumus yang digunakan adalah :
Dimana :
g = percepatan gravitasi (m/s)
L= panjang tali (m)
T= peride (sekon)
L= panjang tali (m)
T= peride (sekon)
Sedangkan perhitungan data dengan ayunan fisis digunakan rumus :
Dimana :
g = percepatan gravitasi (m/s )
L= panjang batang (m)
T= peride (sekon)
a= jarak ke pusat masa (m)
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kesalahan ini, selain karena adanya kurang teliti dalam pengambilan data, ada kemungkinan kesalahan dalam menggunakan rumus. Secara teori pada bandul fisis berat beban tidak diabaikan begitu juga dengan berat batang sebagai lengan ayun. Tapi pada penuntun praktikum berat beban dan batang diabaikan.
Ditinjau dari segi grafik, pada percobaan dengan ayunan sederhana dapat dianalisa bahwa kuadrat waktu ayun berbanding lurus dengan panjang tali yang digunakan. Sedangkan dengan ayunan fisis dapat dianalisa bahwa waktu ayun berbanding lurus dengan jarak ke pusat masa.
L= panjang batang (m)
T= peride (sekon)
a= jarak ke pusat masa (m)
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kesalahan ini, selain karena adanya kurang teliti dalam pengambilan data, ada kemungkinan kesalahan dalam menggunakan rumus. Secara teori pada bandul fisis berat beban tidak diabaikan begitu juga dengan berat batang sebagai lengan ayun. Tapi pada penuntun praktikum berat beban dan batang diabaikan.
Ditinjau dari segi grafik, pada percobaan dengan ayunan sederhana dapat dianalisa bahwa kuadrat waktu ayun berbanding lurus dengan panjang tali yang digunakan. Sedangkan dengan ayunan fisis dapat dianalisa bahwa waktu ayun berbanding lurus dengan jarak ke pusat masa.
Kesimpulan
Setelah dilakukan
percobaan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
·
Mengukur adalah membandingkan besaran fisis
dengan besaran fisis sejenis sabagai standar yang telah diperjanjikan terlebih
dahulu.
·
Macam-macam alat ukur: jangka sorong, micrometer
·
Untuk menghitung percepatan gravitasi dapat
digunakan ayunan sederhana dan ayunan fisis.
·
Pada bandul sederhana untuk menghitung
percepatan gravitasi, berat beban dan tali dapat diabaikan.
·
Pada bandul fisis untuk menghitung percepatan
gravitasi berat beban dan batang tidak diabaikan.
Daftar Pustaka
http://arifkristanta.wordpress.com/belajar-online/pengukuran/
Kamajaya.2007. fisika,jakrta. Grafindo
media pratama
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum
kelompok:
Nama: Nim
1. Aef
Saeful Ibrahim 14111610002
2. Ida
Kasida 14111620075
3. Luthfia
Zahra 14111620080
4. Neneng
Aida Maulidiyah 14111610037
5. Rina
April Latifah 14111610048
6. Sri atun
7. Ummi
Mukarramah 14111620100
Diketahui Disetujui
Tidak ada komentar:
Posting Komentar