Sabtu, 20 September 2014

LAPORAN PRAKTIKUM 1 PINOPHYTA


LAPORAN PRAKTIKUM 1
PINOPHYTA
                                



Nama                      : Luthfia Zahra
NIM                        : 14111620080
Kelompok               : 5 (Lima)
Kelas/ Semester      : Biologi  A/ 4
Asisten                    : Rini Sulastri
                                   Zainal Mustopa

PUSAT LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2013

PRAKTIKUM 1
PINOPHYTA
(Cycadopsida, Coniferopsida & Gnetopsida)
A.    TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1.      Menemukan ciri-ciri khusus Spesies tumbuhan yang termasuk pada Divisi Pinophyta.
2.      Membedakan ciri-ciri tumbuhan pada Kelas-Kelas yang termasuk dalam Divisi Pinophyta.
B.     LANDASAN TEORI
Tumbuhan berbiji terbuka “Pinophyta” atau biasa disebut Gymnospermae (bahasa Yunani, Gymnos= ‘telanjang’, dan Sperma= ‘benih’ atau ‘biji’) merupakan salah satu Divisi dari tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Tumbuhan berbiji terbuka memiliki biji terbuka karena tidak ditutupi atau dibungkus oleh daun buah (ovarium). Akibat dari tumbuhan ini tidak mengalami pembuahan ganda. Bakal bijinya terbuka dan terdapat pada permukaan daun buah (megasporofil). Pada umumnya berupa tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam bentuk perawakan (habitus). Tidak memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga mereduksi menjadi kantong serbuk sari dan bakal biji), sporofil terpisah-pisah membentuk strobillus jantan dan stobillus betina (Spermatophyta). (Tjitrosoepomo, 2007:8)
Pynophyta mempunyai sistem akar tunggang dan batang tegak lurus atau bercabang-cabang. Akar dan batang berkambium, sehingga selalu mengadakan pertumbuhan menebal sekunder.  Strobillus atau kerucut mengadakan 2 daun buah (tempat menempel bakal biji), yaitu makrosporangium dan mikrosporangium yang terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan bantuan angin (Anemogami). Serbuk sari langsung jatuh pada bakal biji, dengan jarak waktu penyerbukan sampai pembuahannya relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid yang masih bergerak dengan aktif. (Anonim: 2010)
Secara khusus, Jones & Luchsinger (1987 : 278) mengungkapkan perbedaan Pinophyta dengan Magnoliophyta dapat digambarkan sebagai berikut, yaitu: fertilisasi sempurna, xylem tidak mempunyai pembuluh trakea, floem tidak mempunyai sel pengantar, gametofit betina ada yang terdiri dari banyak sel atau nukleus, gametifit betina mempunyai arkegonium kecuali pada Gnetum dan Welwtschia, sebagian besar merupakan tumbuhan berkayu.
Pinophyta mempunyai 500 atau lebih spesies yang terdiri 61 Genus dan 9 atau 11 Family. Pengklasifikasian Pinophyta sebagai berikut:
1.      Kelas Cycadophyta
Tumbuhan anggota kelas ini tubuhnya berkayu, menyerupai palem dan atau tidak sedikit brercabang.  Sporofil tersusun dalam stobillus berumah 2 (dalam 1 stobillus terdapat 1 alat kelamin). Strobillus jantan sangat besar, tersusun oleh sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Kelas ini hanya mempunyai 1 bangsa, yaitu Cycadales dan 1 suku, yaitu Cycadaceae. Contohnya: adalah pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp (hidup di Amerika).
2.      Kelas Ginkgophyta (Ginkoinae)
Anggotanya berupa pohon dioceus (berumah 2), mempunyai tunas panjang dan pendek, daunnya bertangkai panjang membentuk kipas. Maksorporofil (benang sari) tidak banyak daun dan susunan bijinya berdaging dan kulit dalamnya keras. Kelas ini terdiri atas bangsa Ginkgoales dan suku Ginkgoceae. Contohnya adalah Ginkgo biloba.
3.      Kelas Coniferophyta
Ciri utama kelas Coniferae adalah adanya tajuk kerucut (Coniferae berasal dari kata Conus= kerucut, dan Ferein= mendukung). Anggotanya dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Daun-daunnya berbentuk jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua, tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas Coniferae terdiri dari beberapa ordo, antara lain ordo Araucariales, ordo Podocarpales, ordo Cupressales, dan ordo Pinales. Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota ordo Araucariales adalah Agathis alba (Araucariaceae), contoh anggota ordo Podocarpales adalah Podocapus imbricata (Podocarpaceae), dan contoh anggota ordo Pinales adalah Pinus silvetris. Abies nordmanniana, dan Pinus merkusii (Pinaceae). Ordo Cupressales terdiri dari dua suku, yaitu Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantae) dan famili Cupressaceae contohnya Juniperus communis (Campbell, 2003:173)
4.      Klas Gnetophyta
Ciri Gnetinae adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), bunga berkelamin tunggal, dan pembuahan terjadi melalui pembntukan buluh serbuk sari. Kelas ini terdiri atas 3 ordo, yaitu ordo Ophadrales, ordo Gnetales, ordo Welwitschiales. Contoh anggota ordo Gnetales adalah melnjo (Gnetum gnemon) yang merupakan anggota suku Gnetaceae.  Tumbuhan yang banyak dibudidayakan ini umumnya memiliki stobiluus jantan dan betina terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Contoh anggota ordo Welwitschiales adalah Welwitschia bainessi (welwitsciaceae). (Anonim, 2012)
Tumbuhan yang termasuk kedalam Pinophyta mempunyai peran penting secara ekonomi, menarik secara biologi, dan sangat familiar diantara semua tumbuhan. Kelompok tumbuhan Pinophyta banyak yang dimanfaatkan kayunya, sebagai tanaman hias, sebagai sumber makanan dan pengobatan. Selain itu, tumbuhan-tumbuhan ini juga berperan dalam pengendalian erosi, melindungi dari abrasi, hutan rekreasi, dan merupakan tumbuhan kayu pertama dalam suksesi kedua. Para ahli biologi tertarik dengan tumbuhan Pinophyta tersebut karenatumbuhan ini mempunyi keragaman bentuk dan stuktur, pola distribusinya dari dulu sampai sekarang dan fosilnya relatif lengkap terdokumentasikan. (Pratiwi, 2007: 159)


C.    ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
a.       Lup
b.      Sillet/ cutter
2.      Bahan
a.       Family Cycadaceae : Cycas rumphii (Pakis haji)
b.      Family pinaceae      : Pinus merkusii (Pinus)
c.       Family Gnetaceae   : Gnetum gnemon (Melinjo)
D.    PROSEDUR KERJA
1.      Spesimen tumbuhan yang ada, kemudian diamati. Adapun yang diamati yaitu dalam hal habitus, pola percabangan, dan bentuk/ segi penampang melintangnya.
2.      Pada daun yang diamati yaitu dalam hal filotaksis, komposisi, pertulangan, bentuk dan tepian daunnya.
3.      Spesimen tumbuhan yang ada kemudian diamati dan dibandingkan alat reproduksinya. Adapun hal yang diamati yaitu letak dan bentuk strobillus ketiga tumbuhan tersebut.
4.      Spesimen yang ada kemudian diamati dan dibandingkan letak dan bentuk makrosporofil serta mikrosporofil dari spesimen yang ada.
5.      Bagian-bagian tumbuhan yang diamati kemudian digambar. Adapun yang digambar yaitu percabangan tumbuhan, strobillus jantan dan strobillus betina, makrosporofil dan mikrosporofil, dan diberi nama bagian-bagian tumbuhan tersebut.






E.     HASIL PENGAMATAN


F.     PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu tentang Pinophyta dari beberapa Kelas yang diamati diantaranya Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida dapat diketahui bahwa tumbuhan yang termasuk kedalam golongan ini terdiri atas tumbuhan-tumbuhan yang berkayu dengan bermacam-macam habitus dan ada sebagian yang telah punah.
Beberapa Spesies yang diamati dari golongan Kelas tersebut yaitu pada Kelas Cycadopsida diwakili oleh Ordo Cycadales Family Cycadaceae Spesiesnya Cycas rumphii, dari Kelas Coniferopsida Ordonya Coniferales Family Pinaceae Spesiesnya Pinus Merkusii dan terakhir pada Gnetopsida ordonya Gnetales Family Gnetidae spesiesnya Gnetum gnemon. Dalam pengamatan secara makroskopik ditunjukkan adanya organ reproduksi yang disebut stobillus yang berupa mikrosporofil untuk sel jantan dan makrosporofil untuk sel betina. Pada beberapa Spesies ini mengalami satu kali fase siklus hidup, yaitu secara seksual. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan  dari masing-masing spesies tersebut juga untuk mengetahui struktur morfologi, siklus hidup, dan klasifikasinya akan dijelaskan sebagai berikut.
a.       Cycas rumphii                                             
Klasifikasi
Divisi                                                         : Plantae
Kelas                                                         : Cycadophyta
Subkelas                                                 : Cycadopsida
Ordo                                                          : Cycadales
Family                                                       : Cycadaceae
Genus                                                        : Cycas
Spesies                                                   : Cycas rumphii
Pengamatan pertama dilakukan pada ordo Cycadales, yaitu Cycas rumphii (pakis haji). Cycas rumphii mulai muncul menjelang akhir zaman paleozoikum hipud di daerah tropis dan subtropis. Habitusnya menyerupai palma, berkayu, atau tidak sedikit bercabang, teras besar, dan  korteks tebal. Penebalan sekunder kadang-kadang disebabkan oleh beberapa kambium yang membentuk lingkaran. Daun tersusun dalam rozet batang, berbagi menyirip atau menyirip. Yang masih muda tergulung seperti daun paku. Sporifil tersusun dalam strobillus. (Tjitsosoepomo, 2007:30).
Arah tumbuh batangnya tegak lurus dengan pola percabangan monopodial. bentuk batang bulat (teres). Daun termasuk daun majemuk menyirip (paripinnatus). anak daun menyirip (peninervis) duduk daun roset batang. Pada daun yang masuh muda menggulung seperti pada daun paku. Bunga termasuk monoecus. Perhatikan gambar strobillus jantan dan betina.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyA6MeuUDLsIsgLy2NkQOBAWx7fOaJA_b_XcY7apZV7kiRjmzfCdmk4HqybXrJgKrtfpJ9XuPqvHGPnVgpzFIuYvMCqveYWq8pWYa39HVjzeNUmEepxpQfKzT5PjzXG4OrGT0BoJBJ44oT/s320/STROBILLUS+JANTAN.jpg
Strobilus betina terdiri atas megasporofil berbentuk keris membawa ovulum 2 atau lebih pada pinggir carpelum. Sedangkan strobilus jantan terminalis dengan mikrosporofil berbentuk sisik tersusun rapat dan berkayu dan permukaanya tersusun rapat berkayu, dipermukaanya terdapat mikrosporangium. Mikrosporofil berbentuk menyirip dengan bakal biji 2-5 biji dan terdapat dipermukaan carpelum dan biji berbentuk bulat. (Anonim:2012)
Struktur reproduksi Cycas mirip dengan tumbuhan  konifer, tetapi bersifat diesis. Artinya, runjung jantan dan betina pakis berada pada dua tumbuhan yang berbeda. (Pratiwi, 2007:159)







b.         Gnetum gnemon                               
Klasifikasi
Divisi                    : Plantae
Kelas                     : Gnetophyta
Subkelas    : Gnetopsida
Ordo                      : Gnetales
Family                   : Gnetaceae
Genus                    : Gnetum
Spesies      : Gnetum gnemon
Pengamatan selanjutnya pada Gnetum gnemon. Gnetum gnemon merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah dua dioecious, ada individu jantan dan (betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh. daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging. (Pratiwi, 2007:159)=
Gnetum gnemon merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis tunggal dengan tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan serta sudah memiliki pola pertulangan daun. Letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil banyak dan berkarang. Keterbukaan bijinya sudah hampir tertutup.
Gnetum gnemon memiliki biji yang hampir tertutup yang artinya sudah maju, Jenis kelamin juga berpengaruh dari penilaian maju atau tidaknya tumbuhan ini, yang berjenis kelamin ganda atau berumah satu dianggap lebih primitive daripada yang berumah satu. Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif (cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Reproduksinya terjadi secara seksual, sel sperma memulai dengan bantuan angin terbang menuju strobilus betina. Disini terjadi proses fertilisasi dan akhirnya terbentuk zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji ini dilengkapi sayap sehingga apabila telah matang bisa jatuh di tempat yang jauh dari induknya. Memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Strobilus jantan terletak di ujung tangkai. Sedangkan strobilus betina terletak di ketiak batang. (Tjitrosoepomo, 2004:  ) Daur hidup tumbuhan biji terbuka ini menunjukan persamaan dengan tumbuhan paku heterospora, dan dapat digambarkan secara skematik seperti dibawah.
 










Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara. Manfaatnya, kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat rumah tangga sederhana. Daun mudanya digunakan sebagai bahan sayuran dan biji melinjo juga menjadi bahan baku emping. (Anonim, 2012)








c.       Pinus merkusii
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy7rGonKHsaOP1ZjK-waU0Wt129RDCJM28JJ0NtnKKCT2RCxQ11CU6ph0S8t8T0Ju17bkcIeKihcHxfwL31C8OREESjIom23OE1yjS-EByjjmCDy5k3StoyCu3lnQ8LQF11lUJ-ZkV35I/s1600/Pinus_merkusii.jpgKlasifikasi
Divisi                    : Plantae
Kelas                     : Coniferophyta
Subkelas    : Pinopsida
Ordo                      : Pinales
Family                   : Pinaceae
Genus                    : Pinus
Spesies      : Pinus merkusii
Pengamatan terakhir yaitu pada Pinus merkusii. Habitusnya berupa pohon. Pada daun, ujung daun meruncing, tepi daun Rata, Pangkal daun rompang, dan daun majemuk beranak daun dua. Buahnya berbentuk kerucut, silindris. Tajuk pohon muda berbentuk piramid, setelah tua lebih rata dan tersebar. Kulit pohon muda abu-abu, sesudah tua berwarna gelap, alur dalam. Terdapat 2 jarum dalam satu ikatan, panjang. Pohon berumah satu (monoesis), bunga berkelamin tunggal. Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobili, terutama di bagian bawah tajuk. Strobillus betina banyak terdapat di sepertiga bagian atas tajuk terutama di ujung dahan.
Reproduksi pada Pinus merkusii terjadi secara seksual. Perhatikan gambar siklus hidup berikut:
Pinus memiliki daur hidup yang khas, pembuahan sel telurnya terjadi di dalam jaringan  sporofit induknya. Pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut (strobillus). Strobillus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan makrosporangium) yang menghasilkan mikrospora dan maksrospora. Pada reproduksi seksual, mikrospora (sel jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4) yang akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yang bersal dari pembelahan megaspora juga terbentuk pada strobillus betina.
Setelah serbuk sari menempel pada stobillus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa inti sperma menuju sel telur (dapat memakan waktu satu tahun). Selanjutnya, inti sperma bersatu dan melebur membentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio dengan mengambil makanan dari endosperm. Pada saatb itu, biji membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis.
Satu tahun kemudian, kerucut betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yang bersayap tersebut menyebar ketempat-tempat lain (terbang) denganbantuan angin. Jika biji sampai pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan biji, sehingga akan terbentuk tumbuhan yang baru. (Campbell, 2003)
                                    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5te0ZbIY3jLbchFsZKrpbPGScd4lkLI00a3ruJf6idS1LgXBs3y923BbrqyngmQT5wzgZDaADfFuWWE1p3dHMlJTOAERMexLlQXje5fxOouQlk2XKpN3FcCoufTtw_7ZQrLqW7ebsN6Rz/s200/Image4238.jpg                        https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_etLjo2U6Ui6xaarw3fekdr3UB3wEZ64cn5EhD1ledp18XASjrNnhizTdN9wBfivuvof6a0WR6x9o_PF_XHXQGQ1YycYSmEflNIkJ7zS-Qu-jYaCWOnlEGQqsGm0aiBNhnDDKmBfuvnDG/s200/Image4212.jpg
                          Strobillus dan sisik buah  pinus merkusii           Benih pinus merkusii
Pinus merupakan salah satu jenis  tanaman yang potensial untuk dibudidayakan dengan berbagai manfaat sebagai berikut: Batangnya dapat disadap karena mengandung getah ,dan getah ini dapat diproses untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Gondorukem dimanfaatkan lagi untuk bahan pembuatan sabun,resin dan cat sedangkan terpentin biasanya digunakan untuk industry parfum, obat-obatan dan desinfektan. Hasil kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuatan korek api, Pulp dan kertas serat rajang. Bagian kulitnya dapat dijadikan sebagai bahan bakar. Dan abunya dapat dijadikan sebagai bahan campuran pembuatan pupuk karena mengandung kalium. Pinus sering ditanam untuk rehabilitasi dan  reboisasi lahan, karena Pohon conifer ini  dapat  tumbuh pada berbagai lahan gersang dan kritis dan tidak memiliki syarat tumbuh yang khusus. Secara Etnobotani Kerucut pinus (strobilus) oleh pengrajin dapat dijadikan sebagai kerajinan tangan seperti aksesoris(gantungan kunci) dan sebagai hiasan rumah. (Anonim:2011)
G.    KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.      Ciri-ciri tumbuhan Pinophyta ialah: Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba, batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar, bentuk perakaran tunggang, Daun sempit, tebal dan kaku, tulang daun tidak beraneka ragam, tidak memiliki bunga sejati, alat perkembangbiakannya berbentuk kerucut yang disebut strobilus atau runjung, alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
2.      Divisi Pinophyta dibagi menjadi 4 kelas, diantaranya yaitu: Cycadopsida, Coniferopsida, Gnetopsida, Ginkgopsida.
3.      Ciri-ciri umum dari kelas Cycadales yaitu, batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau strobilus betina saja. Coniferales alat perkembangbiakan jantan dan betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini memiliki ciri selalu hijau sepanjang tahun. Gnetales, nggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut “bunga”.
H.    JAWABAN PERTANYAAN
1.      Tuliskan ciri-ciri khusus tumbuhan yang termasuk pada Pinophyta?
2.      Jelaskan perbedaan strobillus jantan dengan strobillus betina pada Cycas rumphii?
3.      Jelaskan perbedaan strobillus jantan dengan strobillus betina pada Pinus merkusii?
4.      Jelaskan perbedaan strobillus jantan dengan strobillus betina pada Gnetum genom?
5.      Jelaskan perbedaan spesies tumbuhan yang terdapat pada kelas Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida?
6.      Bagaimana proses pergiliran keturunan yang terjadi pada Cycas rumphii, Pinus merkusii, Gnetum genom? Jelaskan dengan gambar?
Jawaban
1.      Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba, batang dan akar berkambium sehingga dapat tumbuh membesar, bentuk perakaran tunggang, Daun sempit, tebal dan kaku, tulang daun tidak beraneka ragam, tidak memiliki bunga sejati, alat perkembangbiakannya berbentuk kerucut yang disebut strobilus atau runjung, alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur terdapat dalam strobilus betina.
2.      Strobilus jantan yang halus dan lebih kecil, sedangkan strobilus betina lebih besar dan berkayu.
3.      strobilus jantan berupa sisik yang menghasilkan sel kelamin jantan dan strobilus betina yang menghasilkan bakal biji.
4.      Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut “bunga”. Yang jantan strobillusnya lebih kecil, sedangkan strobillus betina lebih besar dan memiliki buah.
5.      Cycas rumphii yaitu, batang tidak bercabang, daunnya majemuk, tersusun sebagai tajuk di puncak pohon. Merupakan tumbuhan berumah dua, artinya memiliki strobilus jantan saja atau strobilus betina saja. Pinus merkusii alat perkembangbiakan jantan dan betina berupa strobilus berbentuk kerucut. Tumbuhan yang termasuk kelompok ini memiliki ciri selalu hijau sepanjang tahun. Gnetum gnemon, nggota kelompok ini berupa perdu, liana (tumbuhan pemanjat) dan pohon. Daun berbentuk oval/lonjong dan duduk daun berhadapan dengan bentuk urat daun menyirip. Pada xilem terdapat trakea dan floem tidak memiliki sel pengiring. Strobilus tidak berbentuk kerucut, tetapi sudah dapat disebut “bunga”.
6.      Proses pergiliran keturunan
http://delta-intkey.com/gymno/images/spor0381.gif
Reproduksinya terjadi secara seksual, sel sperma memulai dengan bantuan angin terbang menuju strobilus betina. Disini terjadi proses fertilisasi dan akhirnya terbentuk zygot yang tumbuh menjadi biji. Biji ini dilengkapi sayap sehingga apabila telah matang bisa jatuh di tempat yang jauh dari induknya. Memiliki strobilus jantan dan betina dalam satu pohon. Strobilus jantan terletak di ujung tangkai. Sedangkan strobilus betina terletak di ketiak batang.
http://meynyeng.files.wordpress.com/2010/05/siklus12.jpg
            Pinus memiliki daur hidup yang khas, pembuahan sel telurnya terjadi di dalam jaringan  sporofit induknya. Pinus mempunyai tajuk berbentuk kerucut (strobillus). Strobillus tersebut merupakan tempat sporangium (mikrosporangium dan makrosporangium) yang menghasilkan mikrospora dan maksrospora. Pada reproduksi seksual, mikrospora (sel jantan) membelah menghasilkan serbuk sari (bersel 4) yang akan dilepaskan ke udara. Sementara itu, sel telur yang bersal dari pembelahan megaspora juga terbentuk pada strobillus betina.
            Setelah serbuk sari menempel pada stobillus betina maka terjadi perkecambahan serbuk sari. Serbuk sari membentuk buluh atau tabung serbuk sari yang tipis, dengan membawa inti sperma menuju sel telur (dapat memakan waktu satu tahun). Selanjutnya, inti sperma bersatu dan melebur membentuk zigot. Zigot berkembang menjadi embrio dengan mengambil makanan dari endosperm. Pada saatb itu, biji membentuk struktur tambahan berupa sayap tipis.
            Satu tahun kemudian, kerucut betina melepaskan bijinya satu persatu. Biji-biji yang bersayap tersebut menyebar ketempat-tempat lain (terbang) denganbantuan angin. Jika biji sampai pada tempat yang sesuai maka terjadi perkecambahan biji, sehingga akan terbentuk tumbuhan yang baru.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE3rE1gFTE854xjukBFPdlJmWpm3v-vqXjasJ2FudZMwS7ly0q3Qi5gO9sOfkDFBGX1JWk5h6cXwL-xw2XS8T1OpeqWrLnw02GFQCtaNqm3M41JpyjhPCLqI8NV_htJpzBm0QLdhjvCkY/s320/Gambar-6.3-Siklus-hidup-Bryophyta.-Pada-siklus-hidupnya-terjadi-pergiliran-antara-fase-sporofit-fase-gametofit.-300x281.jpg
            Siklus hidup pakis dimulai dengan tahap pertama disebut tanaman atau organisme fase dimana pakis menghasilkan organisme dengan satu set kromosom spora. Spora tumbuh dengan pembelahan sel ke dalam kehidupan pabrik yang umumnya memiliki fotosintesis tanaman memamerkan spora. Kehidupan tanaman menghasilkan sel-sel reproduksi yang sering keduanya telur dan sperma pada wilayah yang sama dengan pembelahan sel. Sperma yang masih menempel menyalahi ke pabrik-memamerkan spora membuahi telur. Telur pakis tumbuh disebut zigot organisme dan tumbuh dengan pembelahan sel menjadi tanaman pakis khas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Tumbuhan berbiji terbuka gymnospermae. http://achmadrf.blogspot.com/ diakses tanggal 26 Maret 2013 pukul 21:33 WIB.
Anonim. 2012. Timbuhan berbiji terbuka gymnospermae klasifikasi pengertian. http://perpustakaancyber.blogspot.com/ diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 21:34 WIB.
Anonim. 2012. Melinjo. http//wikipedia.com/ diakses pada tanggal 31 Maret 2013 pukul 17: 27 WIB.
Aryulina, diah. 2006. Biologi 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A. 2003. Biologi campbell edisi kelima jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pratiwi. 2007. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2007. Morfologi tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.